Jumat, 25 Mei 2012

Fungsi PR pada era WEB (2.0)


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Memasuki era globalisasi dan perkembangan dunia yang kian cepat
disertai dengan persaingan yang ketat. Saat ini telah mendorong organisasiorganisasi berskala besar ataupun kecil terus berusaha untuk tidak tertinggal.
Dalam situasi seperti ini, kebutuhan akan  humas atau public relations tidak
dapat dihindari lagi, sebab public relations merupakan salah satu elemen yang
menentukan bagi kelangsungan suatu organisasi, baik yang bersifat komersil
maupun non komersil.
Hal ini juga terjadi pada perkembangan teknologi informasi dan
telekomunikasi yang berkembang tidak kalah cepat dan pesatnya. Tidak ada
lagi perbedaan jarak, tempat dan waktu yang selama ini menghalangi
masyarakat diseluruh dunia untuk saling bertukar informasi dan
berkomunikasi. Bila dilihat dengan seksama, teknologi komunikasi
merupakan pemprosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi
komputer dan telekomunikasi yang menambah kemampuan manusia dalam
berkomunikasi, sementara teknologi informasi merupakan pengerjaan data
oleh komputer dan telekomunikasi. Disini terlihat jelas perbedaan antara
keduanya, bila teknologi komunikasi merupakan alat yang menambah
kemampuan orang berkomunikasi, sedangkan jika teknologi informasi adalah
pengolahan  data melalui komputer dibantu peralatan telekomunikasi.
Internet adalah jaringan komputer yang jangkauannya mendunia.
Perkembangan internet menjadikan dunia tanpa batas. Internet merupakan
jaringan informasi yang melibatkan jutaan komputer pribadi (personal
computer) yang tersebar di seluruh dunia. Dengan internet, satu komputer
dengan komputer lain yang tempatnya saling berjauhan di seluruh muka bumi
dapat saling bertukar data dan informasi. Perangkat komputer yang saling
dihubungkan tidak harus sama jenis dan ukurannya, demikian juga tidak harus
sama sistem operasinya. Pengguna dapat saling berhubungan dan
berkomunikasi dengan bahasa yang sama untuk saling tukar informasi
(Purwanto, 2003 : 294).
Berdasarkan pada tujuan semula internet sebagai media dalam
mengkomunikasikan informasi yang berharga dan relevan,  public relations
dalam sebuah organisasi merupakan salah satu profesi yang sangat berpeluang
dalam pemanfaatannya. Dalam usahanya, setiap perusahaan membutuhkan
praktisi public relations untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Public relations dipandang turut menentukan sukses tidaknya misi, visi, dan
tujuan organisasi atau perusahaan. Keberadaan  public relations merupakan
alat komunikasi untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sehingga
tercapai image positif dari masyarakat akan keberadaan perusahaan tersebut.
Menurut Frank Jefkins, inti dari public relations senantiasa berkenaan
dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni
perubahan yang positif (Jefkins, 1992 : 2).
Sukses tidaknya suatu perusahaan atau organisasi sangat tergantung
dengan bagaimana perusahaan tersebut mengelola hubungannya dengan
publik. Perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan komunikasi dan
menjalin hubungan yang harmonis dengan publiknya baik itu publik  intern
maupun publik  ekstern. Khalayak sebagai publik suatu perusahaan, sangat
memerlukan keberadaan  public relations bagi pemenuhan kebutuhan akan
informasi mengenai perusahaan tersebut, yang tidak didapat dari surat kabar
atau media massa lainnya. Oleh karena itu, seorang  public relations
membutuhkan suatu media yang dapat membantu  tugasnya dalam menyajikan
berbagai informasi mengenai perusahaan. Untuk merangkul publik perusahaan
yang tersebar luas dan cukup beragam, media internet merupakan media yang
cukup efektif sebagai media publisitas perusahaan. Salah satu media
informasi yang cukup efektif untuk dijadikan media publisitas yang ada di
internet dikenal dengan sebutan  website. Dengan  website kita dapat
mengakses berbagai informasi baik yang berupa teks, grafis, gambar dan
suara.
Melalui penggunaan media internet, public relations dapat memainkan
peranan yang lebih besar baik dalam menyebarkan informasi,
mengkomunikasikan kebijakan, mempromosikan suatu produk dan jasa serta
membangun, menjaga dan mengembangkan citra perusahaan yang disandang.
Penggunaan media internet sebagai media publisitas oleh para praktisi public
relations inilah yang disebut Cyber public relation atau net public relations.
Menurut Soemirat dan Ardianto(2004:191), dengan Cyber PR seorang
public relations dapat secara langsung menyampaikan pesan-pesan yang
hendak dikomunikasikan kepada target publik. Begitu banyak manfaat yang
dapat diberikan pada penerapan  Cyber PR dalam sebuah organisasi atau
perusahaan. Krisis yang muncul dalam sebuah perusahaan dapat segera
diidentifikasi dan segera dapat ditangani. Dengan penggunaan internet inipun
public relations dapat menjangkau khalayak melalui hubungan yang bersifat
one to one dengan cepat dan meluas.
Didalam klub sepakbola PR (public relations) digambarkan sebagai
lembaga yang mempunyai tujuan untuk memperoleh kepercayaan dari
publiknya yaitu masyarakat dalam arti luas. Pelayanan dan sikap yang baik
sangat penting demi terciptanya kepercayaan dan penghargaan yang sebaikbaiknya sehingga membentuk image positif pada publik. Dengan kepercayaan
dan kecintaan yang telah tercipta didalam klub tersebut oleh masyarakat, maka
peran public relations akan dirasa berhasil jika didalam masyarakat membuat
suatu kelompok tersendiri yang selalu siap mendukung apapun setiap kegiatan
dari klub sepakbola tersebut (supporter).
Berkaitan dengan lembaga yang tugasnya menangani atau mengelola
serta menyampaikan informasi, strategi yang dilakukan oleh public relations,
khususnya humas Pro Titan adalah dengan memanfaatkan Cyber PR sebagai
media public relations. Aplikasi terhadap teknologi internet ini tentu akan
berdampak juga bagi kinerja  public relations dalam perannya untuk
mempromosikan produk maupun sebagai strategi komunikasi sebuah
perusahaan.
Klub sepakbola Pro Titan memiliki dua media dalam penggunaan
Cyber PR, yaitu pada penggunaan media facebook dengan akun “Medan
Chiefs” dan penggunaan media website dengan alamat www.produta.com.
Namun dalam penelitian ini lebih difokuskan kedalam situs  web milik Pro
Titan. Karena media Cyber PR pada website tersebut lebih memiliki informasi
yang jauh lebih lengkap dibandingkan media Cyber PR pada facebook.
Pro Titan dulu dikenal dengan sebutan Pro Duta, merupakan mantan
klub amatir anggota Persib Bandung. Sejak mengikuti kompetisi profesional
(Liga Indonesia), Pro Duta (profesional) memisahkan diri dari induknya yaitu
Persib. Hal itu wajar dan sudah menjadi kelaziman, seperti klub-klub lainnya
di Indonesia.
Meskipun demikian, kalau pun Pro Duta (profesional) akan
memindahkan home base-nya ke luar kota Bandung, sampai kapan pun, Pro
Duta (amatir) masih tetap menjadi anggota Persib, kecuali ditentukan lain
(seperti kepindahan kepemilikan). Dalam lingkungan amatir, nama awal Pro
Duta adalah Bandung Putra. Dalam rangka penyegaran kepengurusannya,
pada 1986, Bandung Putra berganti nama menjadi Pro yang dipimpin oleh
Denny Susanto. Pada 1987, Pro sukses menjadi juara Divisi I kompetisi intern
Persib. Dalam rangka hari ulang tahunnya yang pertama, Pro mengadakan dua
pertandingan persahabatan. Pertama, Persib vs Persebaya 0-0 dan kedua, Pro
(anggota Persib) vs UNI (anggota Persib) 1-1. Kemudian, pada 1987, Pro
menyelenggarakan Piala Duta (Duta Cup) di lapangan Tegallega Bandung.
Dalam perkembangannya, Pro pun berganti nama menjadi Pro Duta. Di era
Liga Indonesia (LI), Pro Duta (amatir) membentuk Pro Duta (profesional)
untuk mengikuti kompetisi. Pro Duta yang memulai kiprahnya di Divisi III LI
Zona Jawa Barat, kini (2008) berada di Divisi I LI.
Kemudian pada bulan agustus 2010 terjadi perubahan nama terhadap
klub sepakbola Pro Duta yaitu dengan nama baru Pro Titan. Perubahan nama
tim ini dilakukan, sehubungan dengan adanya kerja sama sponsorship antara
PRO DUTA FC dengan salah satu perusahaan pertambangan bernama PT.
Titan Wijaya. Sehingga, pada kompetisi bulan agustus 2010, nama dan logo
tim  mengalami perubahan menjadi PRO TITAN FC.
“Tahun ini, kami memiliki kerja sama dalam hal sponsorhip
dengan PT TITAN WIJAYA (perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan batu bara). Sponsor ini  berhak untuk
melekatkan nama TITAN dalam penamaan tim kami sesuai
dengan benefit yang diperolehnya, ada beberapa paket yang
kami tawarkan kepada beberapa perusahaan untuk dapat ikut
mendukung tim kami. Salah satunya adalah “Sharing Club’s
Name”. Inilah salah satu paket sponsorship yang sangat jarang
kita jumpai di Indonesia. Nama tim bersanding dengan nama
sponsor. Sejak awal, kami memang menginginkan klub kami
lebih dari sebuah klub bola biasa”. (Wawancara dengan
Elizabeth Novarina A. Tambunan, Business Management
(sponsorhip, partnership, dan  promotion) sekaligus  public
relation dari PRO TITAN FC, 19 Agustus 2010).
Perbedaan kedua yang dimiliki oleh klub sepakbola Pro Titan adalah,
berbeda dengan tim-tim lain yang berlaga satu grup dengan Pro Titan, klub ini
tidak mendapat bantuan APBD dari pemerintah setempat. Sekarang Pro Titan
dimiliki oleh Sihar Sitorus, pengusaha dari Medan dan yang kini memakai
home base Stadion Teladan Medan sebagai tempat latihan klub.
“Dengan perbedaan tidak adanya bantuan dana APBD dari
pemerintah inilah Pro Titan dituntut untuk menjadi klub yang
profesional, baik didalam manajemen perusahaan ataupun
manajemen pemainnya. Keprofesionalan perusahaan
diwujudkan dalam bentuk kepengurusan klub yang baik
seperti mengelola manajemen perusahaan secara professional,
sehingga mampu menarik minat sponsorship untuk ikut
mendanai kegiatan klub. Sedangkan keprofesionalan pemain
dapat dilihat dengan pembuktian diri bahwa Pro Titan FC
mampu bersaing dengan klub liga Indonesia lainnya.”
(Wawancara dengan Elizabeth Novarina Tambunan selaku
pihak public relations Pro Titan FC, 15 April 2010).
Sesuai dengan perkembangan teknologi pemanfaatan Cyber PR dalam
kegiatan public relations di klub sepakbola Pro Titan menimbulkan tantangan
baru, karena Cyber PR merupakan salah satu strategi  public relations yang
relatif masih baru dalam dunia kehumasan di Indonesia khususnya didalam
klub sepakbola liga Indonesia. Dengan pemanfaatan Cyber PR, seluruh
kegiatan public relations dapat dilakukan didalam internet dari mulai
melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations
management. Hal ini menjadikan public relations harus mampu
memanfaatkan teknologi internet dalam kegiatan guna pencapaian tujuan
perusahaan.
Keberadaan public relations dalam klub tersebut memegang peranan
yang sangat penting. Dalam menjembatani klub sepakbola dengan para
suporternya. Public relations pada klub tersebut diharapkan mampu
menumbuhkan citra dan image yang baik kepada masyarakat. Berkaitan
dengan lembaga yang tugasnya menangani atau mengelola serta
menyampaikan informasi. Pembuatan website pada klub sepakbola tersebut
bertujuan untuk memberikan informasi serta pelayanan kepada masyarakat
atau suporter bola seperti informasi tentang sekilas Pro Titan , tentang
kegiatan klub, tentang profil para pemainnya, dokumentasi foto kegiatan klub,
seluruh berita baik di media cetak maupun televisi, testimonial, dan disediakan
pula sarana forum untuk tanya jawab serta dapat menyampaikan saran kritik
kepada klub tersebut. Hadirnya website sebagai salah satu dari kegiatan public
relations, diharapkan agar masyarakat akan lebih mudah memperoleh
informasi seputar kegiatan klub tersebut. Sehingga masyarakat dapat
mengenal dengan jelas dan pasti tentang klub Pro Titan beserta informasi
lainnya, selain itu masyarakat juga dapat berinteraksi dengan klub melalui email.
“Penggunaan teknologi internet dalam kegiatan  public
relations di klub akan mampu mencapai publik sasaran secara
langsung, tanpa intervensi pihak-pihak lain. Karena dengan
teknologi ini praktisi  public relations dapat dengan mudah
memperbaharui dan menyampaikan informasi-informasi
terkini. Ini merupakan bentuk keprofessionalan sebagai  PR
klub untuk menyatakan kepada masyarakat bahwa klub
tersebut mempunyai kualitas yang tidak kalah bersaing dengan
klub sepakbola milik Liga Indonesia divisi utama lainnya.
Dengan menggunakan media tersebut diharapkan  website
milik Pro Titan FC dapat diakses baik oleh para fans Pro Titan
FC maupun dri para pecinta sepakbola dari berbagai belahan
dunia lainanya. Dengan demikian siapapun akan merasa dekat
dan selalu dapat  update dengan pemberitaan Pro Titan.
Sehingga image yang ingin dibentuk Pro Titan selalu dekat
dihati mampu dirasakan baik oleh para  fans Pro Titan FC
maupun juga oleh para pecinta sepakbola lainnya juga.”
(Wawancara dengan Elizabeth Novarina sebagai pihak Public
Relations Pro Titan FC, 20 Mei 2010).
Kehadiran website sendiri dalam Pro Titan mempunyai arti yang sangat
penting bagi klub Pro Titan. Karena dengan media tersebut secara langsung
mampu mewadahi atau menjadi media komunikasi antara manajemen
perusahaan dengan pihak sponsorship, dan dengan para suporter baik yang
aktif maupun suporter pasif (pecinta sepakbola lainnya).
“Perbedaan website klub Pro Titan dengan  website klub
sepakbola yang lainnya terlihat dalam bentuk tampilannya.
Lihat saja perbedaan pada  website yang dimiliki oleh klub
sepakbola Arema dengan  website milik Pro Titan FC yang
dikelola dengan baik dan professional oleh perusahaan.
Didalam tampilan  website Pro Titan terlihat lebih menarik
dengan adanya beberapa animasi. Dan pemberitaan didalam
website tersebut tidak hanya membahas tentang klub itu
sendiri, namun mencakup pemberitaan beberapa klub lainnya
seperti klub sepak bola milik liga Indonesia divisi utama yang
lain, kemudian didalam website itu juga membahas tentang
liga dunia lainya. Hal ini sangat terlihat berbeda dengan isi
website milik klub sepak bola lainya yang terlihat sangat
monoton. Kesan yang tergambarkan dengan adanya  website
tersebut, bertujuan untuk agar para fans Pro Titan FC menjadi
merasa lebih dekat dengan klub sepak bola milik perusahaan
kami. Karena selain pemberitaannya selalu  up to date juga
dengan adanya media tersebut mampu mewadahi aspirasi
suara masyarakat melalui forum diskusi yang tersedia dalam
layanan website tersebut. Ini semua untuk menjadikan kinerja
klub menjadi lebih baik, baik didalam manajemennya
perusahaan maupun di manajemen pemainnya”. (Wawancara
dengan Cika Yugonugroho Marketing Departement Pro Titan,
20 Mei 2010).
Berikut adalah gambar perbandingan  website milik Pro Titan FC
dengan website milik Arema (11 November 2010, jam: 20.00) :
Gamb. 1 website Pro Titan FC
(website milik Pro Titan FC, http://produta.com/index.html )
Gamb. 2 website AREMA
(website milik Arema, http://aremaindonesia.net/ )
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena, sejauh ini masih
belum banyak yang melakukan penelitian tentang  public relations yang
dihubungkan dengan perkembangan teknologi, khususnya melalui teknologi
internet. Memasuki era informasi, peranan teknologi komunikasi perlu
dimanfaatkan juga dalam kegiatan  public relations, meskipun cara dan
penggunaan atau mengakses internet belum dikenal secara luas oleh
masyarakat kita. Hadirnya website sebagai Cyber PR dalam klub sepakbola
Pro Titan FC diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk mengakses seluruh pemberitaan milik klub sepakbola Pro Titan.
Sehingga Image Pro Titan FC  selalu dekat dihati dapat dirasakan baik oleh
para fans nya tetapi juga oleh para pecinta sepakbola lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam setiap penelitian, permasalahan adalah hal yang paling utama
untuk diidentifikasi, karena permasalahan yang diangkat dalam penelitian
akan menentukan tujuan penelitian. Agar tidak terjadi kekaburan pemahaman
terhadap tujuan penelitian, maka permasalahan perlu dirumuskan secara jelas
dan lugas. Berdasarkan pokok pikiran yang dituangkan dalam latar belakang
penelitian, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
“Bagaimana penerapan Cyber PR melalui website pada Klub Sepakbola
Pro Titan?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
12Untuk mengetahui penerapan  Cyber PR melalui website pada klub
sepakbola Pro Titan.

D. MANFAAT  PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi ilmu pengetahuan khususnya pengembangan ilmu
komunikasi Public Relations (PR) disegi perkembangan teknologi maupun
dalam segi perencanaan media.
2. Secara Praktis
Memberi masukan kepada klub sepakbola liga Indonesia yang lain
khususnya dalam penggunaan ruang komunikasi virtual sebagai media
public relations.

E. KERANGKA TEORI
1. Pengertian public relations dalam organisasi
Hubungan masyarakat (humas) atau  public relation (PR)
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keberadaan organisasi
atau perusahaan. Public relations dianggap sangat penting keberadaannya
bagi perusahaan, dan humas sendiri memiliki beberapa definisi yang
keseluruhannya hampir mempunyai pengertian yang sama.
International Public Relation Associations (IPRA) mendefinisikan
public relations sebagai berikut,  public relations merupakan fungsi
manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi
dan lembaga swasta atau publik umum untuk memperoleh pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada
hubungannya dengan penelitian opini publik diantara mereka. Untuk
mengaitkannya sedapat mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang mereka
pakai untuk melakukan hal itu direncanakan dan disebarkanlah informasi
yang lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang lebih
efisien. Herimanto, Rumanti dan Indrojiono (2007: 10).
Definisi lain tentang  public relations dikemukakan oleh Cutlip,
Center dan Brown  public relations merupakan fungsi manajemen secara
khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam
komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi
dengan berbagai publiknya. Cutlip, Center & Brown (2000 : 4).
Dari dua pengertian diatas disimpulkan bahwa untuk memiliki
kualitas kerja yang baik seorang  public relations harus mampu
merencanakan sesuatunya dengan matang (planning) perencanaan yang
ingin dilakukan, sehingga seorang public relations dapat memperoleh
pengertian, simpati, dan dukungan baik dalam lingkungan perusahaan
maupun di luar perusahaan ditiap segala kegiatan perencanaan yang telah
dilakukannya.
2. Ciri-ciri public relations
Sasaran kegiatan public relations tidak hanya berhubungan dengan
orang-orang di dalam organisasi atau perusahaan tetapi juga berhubungan
dengan orang-orang di luar organisasi tersebut, maka praktisi public
relations diharapkan mempunyai keterampilan berkomunikasi untuk
menyakinkan kepada publiknya bahwa perusahaan yang diwakilinya
memiliki kredibilitas yang baik. Adapun ciri-ciri public relations menurut
Simandjuntak & Oetomo (2003 :31) adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan program yang terencana dan berkesinambungan dari
manajemen organisasi
b. Menjalankan relasi antara organisasi dengan publiknya
c. Memonitoring awareness (kesadaran), Opinion (opini),  attitude
(sikap), dan behavior (perilaku) baik dari dalam dan diluar organisasi
d. Menganalisa dampak kebijakan, prosedur, dan aksi terhadap publik
e. Menyesuaikan kebijakan, prosedur, dan aksi yang ditemukan
menimbulkan konflik atas keinginan publik dan kelangsungan
organisasi
f. Mengkonsultasikan manajemen dalam membuat kebijakan baru,
prosedur, dan aksi yang saling menguntungkan antara organisasi
dengan publiknya
g. Membentuk dan memelihara komunikasi dua arah antara organisasi
dengan publiknya
h. Membuat perubahan spesifik atas awareness (kesadaran), opini, sikap,
dan perilaku baik di dalam maupun di luar organisasi
i. Menghasilkan relasi baru atau memelihara relasi antara organisasi
dengan publiknya
Dari penjelasan diatas ciri-ciri diatas dapat dijelaskan bahwa,
public relations adalah berfungsi untuk manajemen yang membentuk dan
memelihara relasi yang saling menguntungkan antara organisasi dengan
publiknya.
Ruslan (1999 : 19) juga mengemukakan ciri-ciri  public relations
sebagai berikut:
a. Menunjukkan kegiatan tertentu (action)
b. Kegiatan yang jelas (activities)
c. Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)
d. Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)
e. Adanya kepentingan bersama (common interest)
f. Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways
traffic communication).
Dari ciri-ciri diatas, jelas bahwa tugas kegiatan  public relations
adalah mendukung tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
Tercapainya tujuan organisasi bukan hanya ditentukan oleh pihak humas
saja, tetapi tergantung dari kerjasama semua pihak yang terdapat dalam
organisasi tersebut.
3. Fungsi public relations
Fungsi public relations secara garis besar bagi sutu organisasi
menurut  Ruslan (2003:27) memiliki peran sebagai berikut:
a. Communicator
Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui media cetak atau elektronik dan lisan
(spoken person) atau tatap muka sebagainya. Disamping itu juga
bertindak sebagai mediator.
b. Relationship
Kemampuan peran public relations atau humas membangun hubungan
yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal
dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian,
kepercayaan, dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah
pihak tersebut.
c. Back up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,
seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan
sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka
tujuan pokok perusahaan atau organisasi.
d. Good Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public
relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun
citra atau nama baik lembaga perusahaan.
Disamping itu, fungsi public relations dalam suatu organisasi atau
perusahaan menurut Rachmadi (1996:23) adalah:
a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi atau pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual)
kepada publik sehingga publik mempunyai pengertian yang benar
tentang hal ikhwal lembaga, organisasi atau perusahaan, tujuan serta
kegiatan yang dilakukan.
b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat.
c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
perusahaan atau lembaga maupun segala macam pendapat umum atau
masyarakat.
d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media
massa.
Dari kedua definisi di atas disimpulkan bahwa  public relations
merupakan serangkain kegiatan yang direncanakan sedemikian rupa,
teratur dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuannya tersebut antara lain membentuk citra positif perusahaan dimata
publik.
Adapun menurut Frank Jefkins (2004:20) di dalam bukunya yang
disempurnakan oleh Daniel Yadin membagi beberapa jenis citra
diantaranya:
a. Citra Bayangan (Mirror Image)
Yaitu citra yang melekat pada orang dalam atau organisasi mengenai
anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dengan kata lain, citra
bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar yang diakibatkan dari tidak memadainya informasi,
pengetahuan maupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
organisasi itu mengenai pendapat pihak-pihak luar.
b. Citra yang Berlaku (Current Image)
Yaitu suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi. Citra ini terbentuk dari pengalaman atau
pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas
informasinya.
c. Citra yang Diharapkan (Wish Image)
Yaitu suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya,
citra yang diharapkan dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang
relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai
mengenainya.
d. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan bukan hanya
sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra ini terbentuk dari
banyak hal seperti sejarah hidup perusahaan, kualitas produk, reputasi
dan komitmen mengadakan riset.
e. Citra Majemuk (Multiple Image)
Yaitu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau
perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu
perusahaan dapat dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai
yang dimiliki. Variasi citra yang harus ditekan seminimal mungkin dan
citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan.
Keseluruhan dari bentuk pencitraan diatas adalah merupakan
bagian dari fungsi dari seorang  public relations. Dimana seorang  public
relations harus mampu membentuk citra yang baik dimata publiknya.
Adapun lingkup fungsi  public relations yang lainnya menurut
Ruslan (2003:23) dalam sebuah organisasi atau lembaga antara lain
meliputi aktivitas:
a. Membina hubungan kedalam (public internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah public yang menjadi
bagian dari unit perusahaan itu sendiri. Seorang public relations harus
mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan
gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu
dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan keluar (public eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif
terhadap lembaga yang diwakilinya.
Semakin kuat kedekatan perusahaan dengan publik maka dengan
sendirinya membutuhkan banyak konsentrasi untuk memerhatikan publik.
Sebaliknya kalau perusahaan lebih banyak bergerak pada komunitas yang
tidak secara langsung menemui publik, maka peran PR harus dioptimalkan
secara internal.
Dibawah ini adalah tabel mengenai perbedaan antara fungsi
internal dan eksternal dalam PR :

PERBEDAAN FUNGSI INTERNAL DAN EKSTERNAL PR
INTERNAL EKSTERNAL

1. Mengkomunikasikan
kebijaksanaan direksi dan
manajemen pada karyawan.
2. Menjelaskan perubahan
kebijakan direksi dan
manajemen agar karyawan
memahami dasar
pengambilan keputusan
yang diambil.
3. Membangun jaringan
komunikasi interaktif antara
karyawan, manajemen dan
direksi.
4. Membantu proses
restrukturasi, mulai dari
sosialisasi kebijakan hingga
pelatihan untuk mengurangi
dampak buruk restrukturasi.
5. Membantu peningkatan
rasa memiliki karyawan
terhadap perusahaan.
1. Mensosialisasikan
kebijakan perusahaan
kepada publik.
2. Menjelaskan hasil Rapat
Umum Pemegang
Saham.
3. Menjelaskan hasil dan
dasar diadakannya Rapat
Umum Luar Biasa
Pemegang Saham.
4. Membantu pemasaran
untuk menciptakan citra
produk.
5. Mensosialisasikan
prestasi yang dicapai
oleh perusahaan.
6. Mengembangkan
program-program
pengembangan
masyarakat, sebagai
bentuk tanggung jawab
6. Membantu terciptanya
budaya perusahaan yang
sesuai dengan visi
organisasi.
perusahaan kepada
publik.
7. Menyiapkan sarana bagi
publik untuk melihat
perusahaan secara
langsung.
8. Menyiapkan sarana bagi
pemerintah dan anggota
Dewan Perwakilan
Rakyat untuk melihat
kinerjanya.
Sumber: Wasesa, Silih Agung, Strategi  Public Relations, Jakarta:
Gramedia, 2006.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
peran humas atau  public relations tersebut bersifat dua arah yaitu
berorientasi ke dalam dan ke luar (didalam membina suatu hubungannya).
Untuk memperjelas fungsi public relations dalam organisasi, fungsi
public relations yang tercantum dalam booklet Public Relations Society of
America (PRSA) dengan judul  Careers in PR dapat memberikan
penjelasan atau gambaran lebih khusus, fungsi-fungsi tersebut antara lain
menurut Putra (1999 : 10-11) adalah sebagai berikut:
a. Programming, mencakup analisis masalah dan peluang, menentukan
goals dan public serta merekomendai dan merencanakan kegiatan.
b. Relationship, kerjasama dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian
lain dalam organisasi, disamping menjaga hubungan dengan pihak
diluar organisasi.
c. Writing and Editing, berkaitan dengan kegiatan penulisan informasi
dan pengeditan.
d. Information, membangun sistem informasi yang baik merupakan salah
satu cara menyebarkan informasi secara efektif. Ini akan sangat
membantu pekerjaan praktisi  public relations, terutama dalam
menyebarkan berbagai informasi kepada publik.
e. Production, berkaitan dengan kegiatan produksi, media komunikasi
yang digunakan dalam menyebarkan pesan-pesan yang dirancang oleh
praktisi public relations.
f. Special Event, merupakan kegiatan seperti konferensi  pers, pameran
ulang tahun perusahaan, pemberian penghargaan, kunjungan
perusahaan dan sebagainya yang biasanya diarahkan untuk dapat
menarik perhatian dan memperoleh pengakuan dari publik  terhadap
keberadaan perusahaan.
g. Speaking, keterampilan berbicara yang baik untuk tatap muka
individual maupun kelompok.
h. Research and Evaluations, pengumpulan fakta yang akan dapat
dilakukan secara formal maupun informal dan biasa digunakan pada
awal maupun akhir sebuah program kehumasan.
Dari keseluruhan fungsi  public relations diatas, sesuai dengan
tujuan dari kegiatan seorang public relations ini diharapkan dapat terjadi
komunikasi yang harmonis antara organisasi dengan publiknya dan agar
terciptanya citra positif dari publik terhadap organisasi yang bersangkutan.
4. Internet sebagai media informasi
Internet adalah jaringan komputer yang jangakauannya seluas
dunia. Hampir di tiap kota besar dan di daerah-daerah yang ada jaringan
teleponnya, sudah dapat dijangkau oleh jaringan internet. Dengan adanya
internet, satu komputer dengan komputer lain yang tempatnya saling
berjauhan di seluruh muka bumi ini, dapat saling berhubungan untuk
saling bertukar data dan informasi.
Menurut Bovee dan Thill (1995: 98) manfaat perkembangan
teknologi yang semakin pesat memberikan andil yang sangat besar bagi
dunia bisnis dan organisasi antara lain adalah:
a. Meningkatkan aliran informasi, dengan teknologi komunikasi ini
orang-orang yang terlibat dalam organisasidan bisnis mampu
mendapatkan informasi lebih banyak dan dari berbagai sumber.
b. Mempermudah orang dalam berkomunikasi, teknologi mempermudah
dan mempercepat dalam menjangkau atau menghubungi orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi bisnis.
c. Mengubah struktur, sekarang ini orang tidak perlu lagi harus bekerja
bersama-sama dalam satu lokasi, tetapi bisa saja tersebar di beberapa
lokasi.
d. Menurunkan biaya komunikasi, biaya komunikasi dalam
mendistribusikan informasi akan lebih murah. Akibat murahnya
pendistribusian informasi akan meningkatkan laba perusahaan.
Berdasarkan keterangan diatas penggunaan internet sebagai alat
untuk saling bertukar data dan informasi telah mampu mengubah banyak
aspek kehidupan manusia. Ciri media internet menurut Ruslan (2002:126)
adalah:
a. Bersifat individual person to person
b. Mempunyai kemampuan pengirim informasi berkecepatan tinggi
c. Mempunyai kapasitas muatan informasi besar
d. Sangat terbuka dan tidak bisa dikontrol
e. Melewati tanpa batas suatu negara (borderless)
Sedangkan internet sebagai media massa komunikasi adalah
penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk
didayagunakan sebagai alat penyampaian pesan baik bersifat massa
ataupun interpersonal. Menurut pendapat Winarno (2004:42) ada beberapa
kelebihan yang ditawarkan internet, diantaranya adalah:
a. Antar pemakai dapat saling berkirim surat secara elektronik (disebut email). Surat yang dikirim melalui  e-mail hanya memerlukan waktu
dalam hitungan detik agar sampai di alamat tujuan.  E-mail dapat
dilampiri dengan  file, sehingga tidak hanya berfungsi seperti surat,
tetapi juga dapat digunakan untuk bertukar program.
b. Pemakai internet dapat membuka homepage atau website, atau sering
disebut situs. Situs adalah tampilan di internet yang dibuat oleh
perusahaan, organisasi, instansi atau perorangan. Didalam situs dapat
ditampilkan berbagai informasi, baik tulisan, gambar, maupun suara.
Pemakai atau pengunjung juga dapat mengambil file (disebut dengan
men-download).
c. Pemakai internet dapat saling berkomunikasi secara langsung, baik
dengan tulisan, suara, ataupun gambar. Saat ini yang paling
memungkinkan adalah berkomunikasi menggunakan tulisan (disebut
dengan chatting). Satu pemakai mengirim tulisan ke pemakai lain yang
langsung akan dibalas saat itu juga.
d. Pemakai internet dapat melakukan transaksi, melalui situs yang
memang menyediakan layanan tersebut.
e. Pemakai internet dapat mencari informasi yang diperlukan. Informasi
ini dapat diperoleh melalui situs yang menyediakan layanan informasi
(news) maupun layanan pencarian (search engine). Layanan informasi
sering disediakan oleh media massa, seperti surat kabar.
f. Pemakai internet dapat mendengarkan radio, melihat siaran televisi,
atau melihat film yang diputar atas dasar pesanan. Sekarang ini banyak
perusahaan siaran radio dan televisi yang menyiarkan acaranya secara
langsung melalui internet, sehingga pendengar dan pemirsa di seluruh
dunia dapat menikmati siaran secara langsung.
Dari keterangan di atas sangat jelas bahwa fasilitas tersebut sangat
mempermudah setiap orang untuk melakukan suatu interaksi melalui
sebuah media komunikasi. Disaat orang tersebut tidak dalam suatu tempat
yang sama dan waktu yang sama.
5. Kegiatan Public Relations di Internet (Cyber PR)
Keberadaan media internet sangat berpengaruh pada perkembangan
kehidupan masyarakat yang memacu suatu cara baru dalam kehidupan
yang dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Seorang
praktisi public relations masa kini harus memahami tanda-tanda kemajuan
jaman, era globalisasi, dan didukung dengan kemajuan teknologi informasi
serba canggih di abad 21 ini. Oleh karena itu, seorang praktisi  public
relations harus mampu menggunakan atau memanfaatkan prasarana serba
komputerisasi berteknologi tinggi untuk tujuan penyampaian pesan,
memperoleh informasi, hingga memantau perkembangan kemajuan
teknologi, ekonomi, dan politik secara mengglobal. Cutlip (2006: 287)
berpendapat bahwa kemajuan teknologi tersebut telah mengubah produksi
komunikasi, distribusinya, penyampaiannya dan penyimpanannya. Media
baru telah mengubah cara public relations dijalankan.
Kegiatan kehumasan di sebuah institusi menjadi sebuah keharusan
untuk membangun citra perusahaan. Istilah  Cyber PR adalah kegiatan
kehumasan yang dilakukan di dunia internet. Seluruh kegiatan  public
relations dapat dilakukan di dalam internet dari mulai melakukan kegiatan
publikasi sampai melakukan customer relations management juga dapat
dilakukan di internet. Soemirat dan Ardianto (2004: 192). Hal ini dapat di
lihat dengan menyebutkan beberapa keuntungan  Public Relations dalam
penggunaan internet sebagai berikut:
a. Informasi cepat sampai pada publik.
b. Bagi public relations, internet dapat berfungsi sebagai iklan, media,
alat, marketing, sarana penyebaran informasi dan promosi.
c. Siapapun dapat mengakses internet.
d. Tidak terbatas pada ruang dan waktu.
e. Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi
dalam bidang pemasaran secara langsung.
Kini dengan semakin berkembangnya perkembangan teknologi
dalam public relations maka saat ini tugas-tugas PR dilakukan dengan
bantuan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Menurut Wimar
Witoelar, pakar  public relations  dan jurnalistik, kemampuan PR masa
depan akan sangat tergantung pada keterampilan memanfaatkan web 2.0.
(dalam http://www.perpektif.net/wimar. Tanggal 10 Desember 2010, jam:
08.00 WIB).
 Sedangkan  public relations melalui media internet memiliki
peranan yang lebih luas dibandingkan dengan  public relations di dunia
fisik. Dengan internet menurut J. Bob (2004:5) seorang  public relations
dapat memanfaatkan potensi-potensi besar seperti:
a. Komunikasi konstan
Internet bagaikan satpam atau sekretaris yang tidak pernah tidur
selama 24/7 (24X7hari) dengan potensi target publik seluruh dunia.
b. Respon yang cepat
Internet memungkinkan kita untuk merespons secara cepat dan serta
merta semua permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dan
pelanggan(pihak sponsorship dan publik yang selalu ingin mengetahui
informasi dalam situs tersebut).
c. Pasar global
Internet telah menutup jurang pemisah geografis setelah terhubung ke
dunia online. Kita dapat berkomunikasi dengan orang berbagai belahan
negara lainnya. Karena tidak dibatasi oleh batas-batas geografis dan
waktu, maka suatu perusahaan dapat membentangkan sayapnya selebar
mungkin untuk menjangkau konsumen di seluruh penjuru dunia.
d. Interaktif
Sangat interaktifnya internet membuat kita dapat memperoleh feedback
dari pelanggan atau pengunjung situs web kita. Dengan demikian, kita
bias tahu keinginan mereka sehingga tidak perlu lagi menebak-nebak.
e. Komunikasi dua arah
Komunikasi antara organisasi kita dan publik merupakan tujuan utama
aktifitas Cyber PR karena aktivitas ini akan membantu kita dalam
membangun hubungan yang kuat dan saling bermanfaat yang tidak
dapat dilakukan langsung oleh media offline.
f. Hemat
Public relations dalam dunia fisik dianggap lebih dapat mempengaruhi
tanggapan dan respon pasar. Pengeluarannya pun lebih hemat
mengingat Cyber PR tidak membutuhkan stationery (biaya cetak).
Semakin murahnya biaya internet akan membuat biaya  Cyber PR
menjadi semakin terjangkau.
Kegiatan public relations dalam media online sangat memberikan
kemudahan seorang praktisi public relations dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan  media online
ini, seorang public relations dapat memainkan peranan yang lebih besar
baik dalam menyebarkan informasi, mengkomunikasikan kebijakan,
mempromosikan suatu produk dan jasa serta membangun, menjaga dan
membangun good image perusahaan yang disandang.
Keberadaan internet dengan website nya, menurut pendapat yang
dikemukakan Yahya Kurniawan, (2001: 4-5):
1. Naiknya citra perusahaan, Citra atau dengan kata lain harga diri
perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting. Jika suatu
perusahaan memiliki citra yang baik, maka akan mudah bagi mereka
untuk membangun suatu relasi bisnis.
2. Peningkatan customer service. Dengan menampilkan informasi detail
tentang barang atau jasa yang akan dijual, konsumen kini tidak harus
bersusah payah menelpon atau mencari tahu untuk menanyakan
tentang spesifikasi suatu barang atau jasa. Adanya fasilitas E-mail dan
download terhadap suatu file tertentu juga sangat membantu konsumen
dalam memperoleh dukungan terhadap produk (jasa atau barang) yang
akan dibeli (diperoleh).
3. Ekspansi takterbatas, karena  web tidak dibatasi oleh batas-batas
geografis dan waktu, maka suatu perusahaan dapat membentangkan
sayapnya selebar mungkin untuk menjangkau konsumen di seluruh
penjuru dunia.
Perbedaan situs web pribadi dengan situs web professional adalah,
situs web pribadi berisi seluk beluk seseorang secara private dan
mendetail, seperti  curriculum vitae. Motivasinya beraneka ragam, untuk
mempromosikan ketrampilan khusus di suatu bidang tertentu dalam
rangka mencari pekerjaan, untuk menampilkan foto-foto yang bagus agar
inbox email-nya dipenuhi kenalan-kenalan baru, atau sekedar iseng
daripada tidak ada kerjaan. Sementara situs  web professional ditujukan
bagi dunia kerja, baik dalam lingkup usaha profit maupun nonprofit. Isinya
tentu saja segala hal yang berkaitan dengan suatu perusahaan tertentu. Bisa
berupa sejarah berdirinya, informasi produk, jadwal kegiatan, dan lainlainnya. Wahana Komputer Semarang (2000: 5-6).
Pengorganisasian berita oleh public relations melalui media online
itu sendiri menurut J. Bob (2004:176) adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas ini memungkinkan untuk mengumpulkan, mengatur, dan
mendistribusikan semua kliping berita tercetak atau  online dari satu
lokasi online
b. Mengumpulkan dan menyimpan semua  news di satu halaman agar
mudah diakses dan didistribusikan
c. Membuat dan mendistribusikan buku elektronik (ebook) dalam waktu
yang sangat singkat
d. Dapat secara otomatis menaruh kliping berita ke situs  web yang
dimiliki dan langsung membuat laporan berita didalamnya.
e. Menambah informasi tentang perusahaan ke dalam kliping berita (di
situs web)
Dengan pemanfaatan internet, sebuah perusahaan secara otomatis
menjadi bagian dari suatu media Cyber PR. Dalam dunia fisik, seorang
Public Relations dapat menyembunyikan identitas perusahaan dan hanya
mengedepankan produk. Namun, dengan penggunaan media internet
sebagai media berkomunikasi menggunakan e-mail atau dengan situs web
oleh perusahaan, maka karakter dan reputasi perusahaan dapat dilihat
langsung oleh masyarakat ataupun publik. Dan dengan adanya situs web,
maka memudahkan public relations untuk menambah dan menyunting
info kontak (menjalin partnership) dengan para jurnalis, sehingga
memudahkan kerjasama tersebut dalam mendapatkan berita penggunaan
media personalisasi seperti melalui e-mail, faks, dll. Hal ini memudahkan
dengan menyediakan tampilan screen, termasuk info kontak, catatan,
arsip, klik berita, dan proyek lainnya.
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Adanya
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka,
hal ini disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif. Selain itu data yang
dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti.
Moleong (2001 : 6).
Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong,
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Moleong (2001 : 3).
Dengan kata lain penelitian dengan sifat deskriptif kualitatif
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat
ini dan melihat kaitan-kaitan variabel yang ada. Penelitian deskriptif juga
dapat diuraikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau menuliskan keadaan obyek penelitian suatu
lembaga, masyarakat, dan lain-lain. Menurut Rakhmat (2001 : 25),
penelitian deskriptif bertujuan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang
berlaku.
c. Membantu perbandingan atau evaluasi.
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Dalam penelitian ini, penulis akan mengupas tentang bagaimana
Cyber Public Relations Klub Sepakbola Pro Titan pada pemanfaatan
website www.produta.com sebagai media informasi.
a. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah divisi
public relations pada klub sepakbola Pro Titan sebagai pelaksana
kegiatan Cyber PR.
b. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian yaitu
pemanfaatan website www.produta.com sebagai media informasi.
2. Lokasi Penelitian
Kantor pusat Pro Titan FC, Jl.Wolter Monginsidi No.88N, Jakarta,
Indonesia
3. Sumber Data
a. Data Primer
Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak  public
relations ibu Elizabeth Novarina A. Tambunan selaku pihak  public
relations dari klub sepakbola Pro Titan dan ibu Cika Yugonugroho
sebagai pihak Marketing Depatement dari klub sepakbola Pro Titan.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dengan mengutip dari sumber lain yang
bertujuan untuk melengkapi data primer, seperti isi website milik klub
sepakbola Pro Titan dengan alamat www.produta.com, dengan maksud
ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti sebagai dasar
penelitian.
4. Tehnik Pengumpulan Data
a. Pengakses-an
Dalam penelitian ini peneliti mengamati pemanfaatan website
www.produta.com sebagai media public relations, dengan mengakses
secara langsung situs web milik klub sepakbola Pro Titan dengan
mengkaitkan terhadap permasalahan yang menjadi obyek penelitian.
 b. Wawancara
Merupakan proses tanya jawab secara lisan antara dua pihak atau
lebih yang berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan baik yang telah digariskan atau yag
nantinya muncul secara tiba-tiba atau spontan. Teknik wawancara yang
digunakan adalah teknik wawancara bebas terpimpin karena dalam
wawancara,unsur kebebasan masih dipertahankan, sehingga kewajaran
dapat dicapai secara maksimal dan memudahkan diperolehnya data
secara mendalam (Hadi, 1971 : 224).
Peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung dan mendalam
dengan ibu Elizabeth Novarina A. Tambunan, Business Management
(sponsorhip, partnership, dan  promotion) sekaligus  public relations
PRO TITAN FC.dan ibu Cika Yugonugroho yang menjabat sebagai
Marketing Departement Pro Titan sebagai narasumber wawancara
penelitian dengan berpegang pada interview guide sebagai instrument
utama. Wawancara dengan pihak manajer public relations tersebut
dimaksudkan untuk mengidentifikasi Cyber PR yang dikembangkan
oleh klub sepakbola Pro Titan.
b. Studi kepustakaan dan dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data atau teori melalui bukubuku, majalah, surat kabar, literatur-literatur dan sumber-sumber lain
yang memuat informasi yang relevan dan mendukung dalam penelitian
ini, terutama dalam isi website www.produta.com
5. Tehnik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tehnik
deskriptif, merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang atau
perilaku yang diamati (Yin Robert, 1995:2). Analisis dilakukan dengan
mengaitkan kategori dan data ke dalam kerangka yang telah ada. Data
yang telah disusun tersebut dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe sejenis
dalam suatu kasus, kemudian disajikan dalam bentuk uraian yang disusun
secara sistematis agar mudah dipahami. Alur analisis yang dilakukan
dengan cara mengacu pada  Cyber PR pada klub sepakbola Pro Titan
sebagai media informasi perusahaan.
6. Uji Validitas Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Teknik triangulasi yang
paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Dari penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber.
Triangulasi sumber mengarahkan peneliti agar menggunakan beragam
sumber yang tersedia dalam menumpulkan data. Maksudnya adalah dari
satu atau sama data akan lebih maksimal hasil dan kebenarannya bila
diperoleh dari berbagai sumber data yang berbeda. Dari sumber satu
dengan sumber yang lainnya akan saling mendukung dan melengkapi.
Tekanannya akan terletak pada perbedaan sumber data bukan pada tehnik
pengumpulan data atau yang lain. Dengan cara meggali data dari beberapa
sumber dan tehnik pengumpulan data yang berbeda, data sejenis dapat
teruji kebenarannya. Sutopo (2002: 80).


sumber : http://publikasi.umy.ac.id/index.php/komunikasi/article/viewFile/3500/2298

Tidak ada komentar:

Posting Komentar